Manfaat dan Khasiat dari Daun Sirsak bagi Penderita Kanker



Manfaat dan Khasiat dari Daun Sirsak
bagi Penderita Kanker

Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel – sel jaringan tubuh yang tidak normal. Penyakit kanker sangat fatal dan dapat menjalar ke seluruh jaringan tubuh mulai dari kepala sampai ke kaki, dari kulit sampat ke alat atau organ dalam. Kanker sendiri merupakan sebutan untuk tumor ganas, sedangkan yang tumor jenis lainnya disebut tumor jinak yang kurang berbahaya. Kanker sebisa mungkin harus cepat dideteksi, sebab semakin cepat didiagnosis, kesempatan untuk mendapatkan pengobatan hasil yang baik bagi pasien dapat dicapai.
Penyebab yang memicu terjadinya kanker, antara lain ;
1.      Bahan kimia, tar pada rokok, dan bahan kimia industri.
2.      Penyinaran atau radiasi yang berlebihan, terutama radiasi sinar matahari, sinar X, gelombang elektromagnetika, dan radiasi dari nuklir.
3.      Beberapa virus tertentu
4.      Pemberian hormon yang berlebihan
5.      Ransangan berupa benturan atau gesekan di salah satu bagian tubuh secara berulang dengan waktu yang lama.
6.      Makanan yang diawetkan dan mengandung bahan pewarna buatan.
7.      Parasit yang terdapat pada keong tanaman
8.      Infeksi kronis, seperti gigi yang berlubang, atau keputihan pada rahim wanita.

Secara garis besar, kanker dibagi menjadi beberapa jenis,
1.      Karsiona adalah jenis kanker yang berasal dari sel yang melapisi permukaan tubuh atau permukaan saluran tubuh.
2.      Limfoma adalah kanker yang berasal dari jaringa yang membentuk darah.
3.      Leukimia tidak membentik massa tumor, tetapi memenuhi pembuluh darah dan menggangu fungsi sel darah normal.
4.      Sarkoma adalah kanker jaringan penunjang yang berada di bawah permukaan tubuh
5.      Glikoma adalah kanker susunan saraf

Asal Mula dari Kanker
Kanker dimulai di sel, yang merupakan unit dasar dari kehidupan. Tubuh kita terdiri dari berbagai macam tipe sel. Beberapa sel tumbuh dan membelah dengan kontrol yang berguna untuk membuat tubuh tetap sehat. Ketika sel tua atau rusak, sel akan diganti dengan sel baru.
Tetapi kadang-kadang proses ini tidak sesuai dengan normalnya, materi genetik yang ada di dalam sel (DNA) dapat menjadi rusak atau berubah. Terjadi mutasi yang memberikan perubahan pada pertumbuhan sel, ketika hal ini terjadi sel tidak mati seperti biasanya dan sel yang baru tidak menggantikan sel yang mati. Sel ekstra inilah yang dapat tumbuh di jaringan menjadi sebuah tumor. Tumor disini adalah pertumbuhan jaringan biologis yang tidak normal.
Pertumbuhannya dapat menjadi ganas (malignant) atau jinak (benign). Tumor jinak bukanlah sebuah kanker, tumor ini mudah diangkat lewat operasi, dan sebagian besar tidak tumbuh lagi stelah diangkat dan tidak menyebar ke anggota tubuh yang lain. Sebaliknya, tumor ganas adalah kanker. Sel tumor ini dapat menyebar di jaringan terdekat dan menyebar di bagian lain dari tubuh. Penyebaran sel kanker ke bagian lain dari tubuh disebut metastasis.
Gejala yang timbul pada kanker tergantung dari jenis jaringan atau organ tunuh yang terserang. Secara umum gejalanya :
1.      Nyeri, namun nyeri juga disebabkan karena ketakutan dan kecemasan.
2.      Pendarahan atau pengelurana cairan yang tidak wajar.
3.      Perubahan kebiasaan buang air besar.
4.      Penurunan berat badan dengan cepat akibat kurangnya lemak dan protein
5.      Batuk yang menetap, suara serak
6.      Gangguan pencernaan
7.      Tuli atau adanya suara-suara dalam telinga yang menetap
8.      Luka yang tidak sembuh-sembuh
9.      Perubahan tahi lalat atau kulit yang mencolok
10.  Anemia

Beberapa gejala kanker secara lebih spesifik, antara lain :
1.      Kanker otak :
O        Sakit kepala yang sangat pada pagi hari dan berkurang setelah tengah hari
O        Adanya serangan mendadak suatu penyakit yang berhubungan dengan kepala
O        Lemah
O        Mati rasa pada lengan dan kaki
O        Kesulitan berjalan
O        Mengantuk
O        Perubahan-perubahan tidak normal pada penglihatan
O        Perubahan kepribadian
O        Masalah untuk mengingat
O        Sulit berbicara
2.      Kanker mulut :
O        Terdapat sariawan pada mulut, lidah dan gusi yang tidak kunjung sembuh.
3.      Kanker laryngeal :
O        batuk terus menerus,suara serak atau parau
4.      Kanker paru-paru :
O        batuk terus-menerus
O        dahak bercampur darah
O        rasa sakit di dada
5.      Kanker kandung kemih dan ginjal :
O        ada darah pada air seni,
O        rasa sakit dan seperti terbakar sat buang air kecil,
O        sering buang air kencing,
O        sulit buang air kencing,
O        kram atau sakit pada kandung kemih.
Terkadang orang pada umumnya begitu mendengar kata kanker, mereka bingung untuk pergi ke dokter dikarenakan obat yang akan dikonsumsi akan berakibat pada saluran gangguan ginjal. Sebenarnya tidak hanya menggunakan obat, kita bisa juga menggunakan pengobatan herbal, antara lain :
1.      daun dan rimpang kunyit/kunir
2.      Keladi tikus
3.      Temulawak
4.      Bawang Putih
5.      Benalu (daun dan batang benalu)
6.      Lidah Buaya
7.      Mahkota Dewa
8.      Mengkudu
9.      Daun Sirsak

Daun Sirsak
Khasiat dan manfaat dari buah yg di Spanyol dikenal dgn nama graviolaatau dgn nama Inggris soursop atau sirsak diakui sebagai pembunuh alami sel kanker yg ajaib dgn 10.000 kali lbh kuat dari pada terapi kemo. Beberapa peneliti di Health Sciences Institute mengakui jika buah sirsak memberikan efek anti tumor/kanker yg sangat kuat dan terbukti secara medis menyembuhkan segala jenis kanker.
Selain menyembuhkan kanker buah sirsak juga berfungsi sebagai antibakteri antijamur (fungi) efektif melawan berbagai jenis parasit/cacing menurunkan tekanan darah tinggi depresi stres dan menormalkan kembali sistem syaraf yg kurang baik. Penelitian Health Sciences Institute diambil berdasarkan kebiasaan hidup suku Indian yg hidup di hutan Amazon. Beberapa bagian dari pohon ini seperti kulit kayu akar daun daging buah dan biji selama berabad-abad menjadi obat bagi suku Indian. Graviola atau sirsak diyakini mampu menyembuhkan sakit jantung asma masalah liver (hati) dan rematik.
Hasil riset beberapa universitas membuktikan jika pohon ajaib dan buah ini bisa:
1.      Menyerang sel kanker dgn aman dan efektif secara alami tanpa rasa mual berat badan turun rambut rontok seperti yg terjadi pada terapi kemo.
2.      Melindungi sistim kekebalan tubuh dan mencegah dari infeksi yg mematikan.
3.      Energi meningkat dan penampilan fisik membaik.
4.      Secara efektif memilih target dan membunuh sel jahat dari 12 tipe kanker yg berbeda di antara kanker usus besar payudara prostat paru-paru dan pankreas.
5.      Daya kerja 10.000 kali lbh kuat dalam memperlambat pertumbuhan sel kanker dibandingkan dgn adriamycin dan terapi kemo yg biasa digunakan.
6.      Tidak seperti terapi kemo sari buah ini secara selektif hanya memburu dan membunuh sel-sel jahat dan tak membahayakan atau membunuh sel-sel sehat.
Berikut ini cara pengolahan daun sirsak :
1.      . Pada pengobatan kanker, daun sirsak (10-15 lembar) direbus dengan 3 gelas air (600 cc) hingga tersisa 1 gelas air rebusan. Pada saat merebus sebaiknya menggunakan kendi atau panci yang terbuat dari tanah liat agar kemurnian zat yang ada pada daun sirsak tetap terjaga. Air rebusan diminum selagi hangat setiap hari,  pagi atau sore hari selama 3-4 pekan.
2.      Selain teknik pengolahan di atas, secara umum terdapat pengolahan lain daun sirsak, yaitu dengan memanfaatkan daun sirsak kering 10-15 lembar direbus dengan 2 gelas air (400 cc) sehingga tersisa 1 gelas air rebusan. Proses perebusan membutuhkan waktu 1-1,5 jam saja, jadi lebih cepat prosesnya dibanding cara di atas. Proses pengeringan sebaiknya tidak dilakukan di bawah sinar matahari terik karena dikhawatirkan akan merusak  senyawa  dalam daun sirsak.
3.      Konsumsi daging buah sirsak segar (150-250 gr/hari) dengan mengolahnya menjadi jus atau dimakan langsung sangat disarankan. Daging buah sirsak selain sebagai penambah energi (pada umumnya penderita kanker/tumor kondisi badanya lemas /lesu) juga kaya serat yang sangat membantu proses pengeluaran sel-sel kanker yang telah mati akibat penyembuhan oleh senyawa acetogenins.
4.      Pengolahan daun sirsak lainnya yaitu dengan cara memblender 3-5 lembar daun sirsak basah dengan menambahkan ¼ gelas air (50 cc) air hangat untuk membantu proses penghancuran. Sebelum diblender, daun sebaiknya dipotong menjadi 3-4 bagian agar lebih cepat hancur. Setelah hancur, masukkan daun ke wadah dengan penutup rapat, lalu tambahkan 1 gelas air panas ke dalamnya dan aduk sampai rata.
5.      Tutup wadah dengan rapat agar panas tetap terjaga dan proses ekstraksi senyawa dapat maksimal. Biarkan selama 15-20 menit, setelah itu saring olahan untuk diambil airnya dan minum selagi hangat. Bila tidak ada blender, pengolahan daun sirsak bisa juga dengan cara digerus menggunakan cobek dengan teknik pengolahan yang sama dengan cara diblender.



Daftar Pustaka

Mangan, Yellia. 2009. Solusi Sehat Mencegah & Mengatasi Kanker. Jakarta : AgroMedia
Junaidi, dr. Iskandar. 2007. Kanker (Pengenalan, Pencegahan, dan Pengobatannya). Jakarta : BIP(Kelompok Gramedia)

Dorothy E Johnson


Dorothy E. Jhonson dilahirkan tanggal 21 Agustus 1919 di Savannah, Georgia. Teori sistem perilaku Johnson tumbuh dari keyakinan seorang Nightingale yaitu tujuan perawatan yang merupakan membantu untuk mencegah atau mengobati individu atau orang dari penyakit atau cidera. Ilmu dan seni merawat haruslah berfokus pada pasien sebagai individu dan bukan merupakan pada entitas yang spesifik.
Johnson memanfaatkan hasil kerja ilmu perilaku dalam psikologi, sosiologi dan etnologi untuk membangun teorinya. Ia menyandarkan sepenuhnya pada toeri sistem-sistem dan menggunakan konsep dan definisi dari A. Rapoport, R. Chin dan W.Buckley. Struktur teori sistem perilaku dipolakan sesudah model sistem yakni sistem yang terdiri dari bagian yang berkaitan untuk melakukan sebuah fungsi yang bersama-sama untuk membentuk keseluruhan. Dalam tulisanya, Johnson mengkonseptualkan manusia sebagai sistem perilaku dimana fungsi adalah observasi, perilaku adalah teori sistem biologi, yang menyatakan bahwa manusia merupakan sistem biologi yang terdiri dari bagian biologi dan penyakit adalah hasil gangguan sistem biologi.
Pengembangan teori dari sebuah perspektif filosofis, Johnson menulis bahwa perawatan merupakan konstribusi penyediaan fungsi perilaku efektif pada pasien sebelum, selama dan sesudah penyakit. Ia memakai konsep dari disiplin ilmu lain seperti sosialisasi, motivasi, stimulus, kepekaan, adaptasi dan modifikasi perilaku untuk mengembangkan teorinya.
Johnson mencatat bahwa meski literatur menunjukkan ide dukungan lain yaitu bahwa manusia merupakan sistem perilaku, sejauh yang dia tahu, ide tersebut adalah asli dari dirinya. Pengetahuan bagian-bagian sistem perilaku dicikung dalam ilmu-ilmu perilaku, tetapi literature empiris mendukung dugaan bahwa system perilaku merupakan keseluruhan yang belum dikembangkan. Dalam sistem biologis, pengetahuan atas bagian-bagianya lebih dahulu dari pengetahuan keseluruahan sistem.

KONSEP-KONSEP UTAMA DAN DEFINISI-DEFINISI
Teori keperawatan Dorothy E Johnson diukur dengan behavioral system theory. Johnson menerima definisi perilaku seperti dinyatakan oleh para ahli perilaku dan biologi: output dari struktur dan proses-proses intra-organismik yang keduanya dikoordinasi dan di artikulasi dan bersifat responsive terhadap perubahan-perubahan dalam sensori stimulation. Johnson menfokuskan pada perilaku yang dipengaruhi oleh kehadiran aktual dan tak langsung makhluk sosial lain yang telah ditunjukkan mempunyai signifikansi adaptif utama.
Dengan memakai definisi sistem oleh Rapoport tahun 1968, Johnson menyatakan, “A system is a whole that functions as a whole by virtue of the interpedence of it’s part.” (sistem merupakan keseluruhan yang berfungsi berdasarkan atas ketergantungan antar bagian-bagiannya). Johnson menerima pernyataan dari Chin yakni terdapat “organisasi, interaksi, interpedensi dan integrasi bagian dan elemen-elemen. Di samping itu, manusia berusaha menjaga keseimbangan dalam bagian-bagian ini melalui pengaturan dan adaptasi terhadap kekuatan yang mengenai mereka.

Subsistem.
Karena behavioral system memiliki banyak tugas untuk dikerjakan, bagian-bagian sistem berubah menjadi subsistem-subsistem dengan tugas tertentu. Suatu subsistem merupakan “system kecil dengan tujuan khusus sendiri dan berfungsi dapat dijaga sepanjang hubunganya dengan subsitem lain atau lingkungan tidak diganggu. Tujuh subsistem yang di identifikasi oleh Johnson bersifat terbuka, terhubung dan saling berkaitan (interealated). Motivasi mengendalikan langsungaktifitas subsistem-subsistem ini yang berubah secara kontinyu dikarenakan kedewasaan, pengalaman dan pembelajaran . system yang dijelaskan tampak ada cross-culturally dan di control oleh factor biologis, psikologi dan sosiologi, tujuh elemen yang diidentifikasi adalah attachment-affiliative, dependency, ingestive, eliminative, sexual, achievement dan aggressive.

1.      Subsitem attachement-affiliative.
Subsistem attacement-afiliative mungkin merupakan yang paling kritis, karena subsistem ini membentuk landasan untuk semua organisasi social. Pada tingktan umum, hal itu memberikan kelangsungan (survival) dan keamanan (security). Sebagai konsekuensinya adalah inklusi social, kedekatan (intimacy) dan susunan serta pemeliharaan ikatan social yang kuat.

2.       Subsistem dependency
Dalam hal paling luas, subsistem dependency membantu mengembangkan perilaku yang memerlukan respon pengasuhan . konsukuensinya adalah bantuan persetujuan, perhatian atau pengenalan dan bantuan fisik. Pengembanganya, perilaku dependency berybah dari hamper, bergantung total kepada orang lain kea rah bergantung total kepada orang lain kearah bergantungkepada diri sendiri dengan derajat yang lebih besar . jumlah interpedency tertentu adalah penting untuk kelangsungan kelompok social.

3.  Subsistem biologis
Subsistem biologis ingestion dan eliminasi “ berkaitan dengan kapan, bagaimana apa, berapa banyak dan dengan kondisi apa kita makan dan kapan, bagaimana dan dengan komdisi apa kita makan dan dengan kondisi apa kita buang.” Respon-respon ini dikaitkan dengan social dan psikologis seperti halnya pertimbangan biologis.

4.  Subsistem seksual
Subsistem seksual memiliki fungsi ganda yakni hasil (procreation) dan kepuasan (gratification). Termasuk tapi tidak dibatasi. Courting dan mating, system respon ini dimulai dengan perkembangan identitas jenis kelamin dan termasuk (dalam cakupan yang luas)perilaku-perilaku berdasar prinsip jenis kelamin.

5.  Subsistem agresif
Subsistem agresif adalah perlindungan (protection) dan pemeliharaan (preservation). Hal ini mengikuti garis pemikiran ahli ethologi seperti Lorenz dan feshback bukanya dengan bantuan pemikiran perilaku sekolah. Dianggap perilaku agresif tidak hanya di pelajari tapi memiliki maksud utama membahayakan yang lain. Bagaimanapun, masyarakat meminta batasan-batasan tersebut diletakkan pada mode perlindungan diri dan orang-orang serta harta milik mereka dihormati dan dilindungi.

6.  Subsistem achievement
Subsistem achievement berusaha memanipulasi lingkungan. Fungsinya mengontrol atau menguasai aspek pribadi atau lingkungan pada beberapa standar kesempurnaan. Cakupan perilaku prestasi termasuk kemampuan intelektual , fisikis, kreatif, mekanis dan social.
Johnson kemudian mengidentifikasi konsep-konsep lain yang menggambarkan lebih jauh teori manusia sebagai system perilaku(behavioral system). Halo yang membedakan antara apa yang ada di dalam dan apa yang di luar system adalah ikatan (boundary). Ini merupakan titik (point) dimana system memiliki control kecil atau pengaruh pada hasil-hasil. Equilibrium didefinisikan “ sebagai kondisi akhir yang stabil tetapi lebih atau kurang kekal, dimana didalamnya individu berada dalam keselarasan dengan dirinya dan dengan lingkunganya. Homeostasis adalah proses menjaga stabilitas dalam sistem perilaku. Stabilitas adalah pemeliharaansuatu level atau daerah perilaku tertentu yang dapat diiterima. Ketidakstabilan(instability) terjadi saat system mengalami overcompensate berkaitan dengan strees(tekanan). Ketika output energi tambahan digunakan untuk menjaga stabilitas dikosongkan. Stressor adalah stimulan eksternal dan internal yang menghasilkan tegangan(tension) dan menyebabkan ketidakstabilan. Tensi adalah kondisi dalam keadaan tegang atau kendor, ia disebabkan karena disequilibrium dan merupakan sumber potensi perubahan.

MODEL KONSEP DAN TEORI KEPERAWATAN JOHNSON
Model konsep dan teori keperawatan menurut Johnson adalah dengan pendekatan sistem perilaku, dimana individu dipandang sebagai sitem perilakuyang selalu ingin mencapai keseimgangan dan stabilitas, baik di lingkungan internal maupun eksternal, juga memiliki keinginan dalam mengatur dan menyesuaikan dari pengaruh yang ditimbulkannya. Sebagai suatu sistem, didalamnya terdapat komponen subsistem yang membentukan sistem tersebut, diantaranya komponen subsistem yang membentuk sistem perilaku menurut Johnson adalah ;
1.      Ingestif, yaitu sumber dalam memelihara integritas serta mencapai kesenangan dalam pencapaian pengakuan dari lingkungan.
2.      Achievement, merupakan tingkat pencapaian prestasi melalui keterampilan yang kreatif.
3.      Agresif, merupakan bentuk mekanisme pertahanan diri atau perlindungan dan berbagai ancaman yang ada di lingkungan.
4.      Eliminasi, merupakan bentuk pengeluaran segala sesuatu dari sampah atau barang yang tidak berguna secara biologis
5.      Seksual, digunakan dalam pemenuhan kebutuhan saling mencintai dan dicintai.
6.      Gabungan/tambahan, merupakan bentuk pemenuhan kebutuhan tambahan dalam mempertahankan lingkungan yang kondusif dengan penyesuaian dalam kehidupan sosial, keamanan, dan kelangsungan hidup.
Ketergantungan merupakan bagian yang membentuk sistem perilaku dalam mendapatkan bantuan, kedamaian, keamanan serta kepercayaan.
Berdasarkan subsistem tersebut diatas, maka akan terbentuk sebuah sistem perilaku individu, sehingga Johnson memiliki pandangan bahwa keperawatan dalam mengatasi permasalahan tersebut harus dapat berfungsi sebagai pengatur agar dapat menyeimbangkan sistem perilaku tersebut. Klien dalam hal ini adalaha manusia yang mendapat bantuan perawatan dengan keadaan terancam atau potensial oleh kesakitan atau ketidakseimbangan penyesuaian dengan lingkungan. Status kesehatan yang ingin dicapai adalah mereka yang mampu berperilaku untuk memelihara keseimbangan atau stabilitas dengan lingkungan.

ASUMSI-ASUMSI
A. Perawatan (nursing)
Perawatan seperti yang dipandang Johnson adalah tindakan eksternal untuk memberikan organisasi perilaku pasien ketika pasien dalam kondisi stress dengan memakai mekanisasi pengaturan yang berkesan atau dengan penyediaan sumberdaya. Seni dan ilmu, memberikan eksternal baik sebelum dan selama gangguan keseimbangan sistem dan karena itu membutuhkan pengetahuan tentang order, disorder dan control. Aktivitas perawatan tidak bergantung pada wewenang medis tetapi bersifat pelengkap (komplementer) bagi medis/ pengobatan.

B. Orang (person)
Johnson memandang manusia sebagai sistem perilaku dengan pola, pengulangan dan cara bersikap dengan maksud tertentu yang menghubungkan dirinya dengan lingkungannya. Pola-pola respon spesifik manusia membentuk keseluruhan yang terorganisasi dan terintegrasi. Person adalah system dari bagian-bagian interpedent yang membutuhkan beberapa aturan dan pengaturan untuk menjaga keseimbangan.
Johnson lebih jauh menganggap bahwa behavioral system adalah penting untuk manusia dan apabila ada tekanan yang kuat atau ketahanan yang rendah mengganggu keseimbangan sistemt perilaku, integritas manusia terancam. Usaha-usaha manusia untuk menbangun kembali keseimbangan membutuhkan pengeluaran energi yang luar biasa, yang menyisakan sedikit energi untuk membantu proses-proses biologis dan penyembuhan.



C. Kesehatan (health)
Johnson memandang kesehatan sebagai suatu kondisi yang sulit dipahami(elusive) dan dinamis, yang dipengaruhi oleh factor-faktor biologis, psikologis dan social. Kesehatan menjadi suatu nilai yang diinginkan oleh para pekerja kesehatan dan memfokuskan pada person bukanya penyakit.
Kesehatan direfleksikan oleh organisasi, interaksi, saling ketergantungan subsistem-subsistem dari system perilaku. Manusia berusaha mencapai keseimbangan dalam sistem ini yang akan mengarah ke perilaku fungsional. Keseimbangan yang kurang baik dalam persyaratan struktural atau fungsional cenderung mengarah ke memburuknya kesehatan. Ketika system membutuhkan sejumlah energi minimum untuk pemeliharaan, suplai energi yang lebih besar yang tersedia mempengaruhi proses biologi dan penyembuhan.

D. Lingkungan
Dalam teori Johnson, lingkungan terdiri dari seluruh faktor yang bukan bagian sistem perilaku individu tetapi hal itu mempengaruhi sistem dan  dapat dimanipulasi oleh perawat untuk mencapai kesehatan yang menjadi tujuan pasien. Individu menghubungkan dirinya untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Sistem perilaku berusaha menjaga equilibrium dalam merespon sesuatu terhadap faktor lingkungan dengan mengatur dan adaptasi terhadap kekuatan yang menyertainya. Gaya lingkungan yang kuat secara berlebihan sangat mengganggu keseimbangan sistem perilaku dan mengancam stabilitas seseorang jumlah energi yang tidak tentu dibutuhkan supaya sistem membangun kembali eqilibrium dalam menghadapi tekanan-tekanan berikutnya. Ketika lingkungan stabil, individu dapat melanjutkan dengan perilaku-perilaku yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Parker, Marilyn E. 1990. Nursing theories in practice. Canada : Jones & Bartlett Learning
Taylor, Carol. 2001. Fundamentals of nursing: the art and science of nursing care. New York  : Lippincott
Walker, Patricia Hinton. 1996. Blueprint for use of nursing models: education, research, practice, and administration. Canada : Jones & Bartlett Learning
Janie B. Butts,Karen L. Rich. 2010. Philosophies and Theories for Advanced Nursing Practice. Canada : Jones & Bartlett Learning